Manusia dan Kebudayaan
A.
Manusia
1.
Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis
dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan
kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat
diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
2.
Unsur-Unsur yang Terdapat Pada Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah
SWT, mereka (manusia) memiliki 3 Unsur, yakni:
1.Jasmani, yang terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan
Tanah.
2.Ruh, yang terbuat dari cahaya (NUR). Yang berungsi untuk
menghidupkan jasmani, dan.
3.Jiwa, yang terdiri atas 3 unsur:
1.Syahwat/Lawwamah (darah hitam),
dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah: Rakus, pemalas, Serakah, dll
(kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat.
2.Ghodob/Ammarah (darah merah ),
dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah: Sombong, Merusak, Angkara murka
dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat.
3.Natiqoh/Muthmainah (darah Putih),
Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah: Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur,
Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan kedamaian dan kasih sayang.
Alat
dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:
1.Akal (timbangan) haq atau bathil
2.Pikir (hitungan) Untung rugi, dan
3.Zikir (ingatan) Ingat Allah
3. Unsur-Unsur
yang Terdapat Pada Satu Kepribadan Manusia
Manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah SWT diberikan suatu kepribadian, kepribadian ini memiliki beberapa unsur,
yaitu:
1.Id, merupakan
struktur kepribadian yang paling primif dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang
irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan
proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus
di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung
melalui mimpi atau khayalan.
2.Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam
menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak
antara usia satu dan dua tahun.
3.Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang
muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang
dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan
hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
B.
Kebudayaan
1.
Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.Wujud
Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah
kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat.
a.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
b.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang
berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam
masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud
kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan
karya (artefak) manusia.
3.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Komponen-komponen
atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
1. Sistem
Religi (sistem kepercayaan).
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, menanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut,
sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang disebut agama.
2. Sistem
Organisasi Kemasyarakatan.
Manusia sebagai homo socius sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka
disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem
Pengetahuan.
Manusia sebagai homo sapiens, Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa. Menyebabkan pengetahuan menyebar luas.
Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4. Sistem
Mata Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi.
Manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem
Teknologi dan Peralatan.
Manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarnya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa
Manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam bentuk bahasa, lisan, dan akhimya menjadi bentuk
bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya
dapat dipenuhi melalui kesenian.
Daftar
Pustaka: